Rabu, 07 September 2011

Belajar Untuk Menjadi Dewasa

Ke-DEWASA-an

3o november 2010, tepat disaat panas2-nya terik matahri, saya sempatkan untuk menulis apa-apa tentang “ke-dewasa-an”, sebelum melanjutkan melakukan aktifitas biasanya. Baca2 bentar lalu tiduuuur…. Hehe…
Semoga bermanfaat.
Kata DEWASA, sangat akrab terdengar ditelinga kita. Hal yang mengikuti kata ini biasanya: orang dewasa, sikap dewasa dan cara fikir dewasa.
Orang dewasa sangat melekat dengan arti fisik yakni umur/usia seseorang. Usia 25, 27, 30 atau 35 kah??? Ini biasa dicirikan dari tanda-tanda fisik yang muncul dari seseorang, misal: berjenggot, berkumis, berjambang dan wajahnya yang kelihatan tua (#hammer) dan sebagainya.
Bagaimana dengan sikap dan cara berfikir dewasa>???? (@#$%@$).
Yang menjadi pertanyaan:
1. Apakah semua orang harus menjadi dewasa???
2. Apakah pasti??? bertambahnya usia harus diikuti tambahnya KEDEWASAAN????
3. Bedanya dengan kekanak-kanakan???
4. Apa sich cirinya???
Pertanyaan pertama: JAwabannya HARUS. Kenapa?? dalam menjalankan peran hidup tentunya orang yang sudah beranjak dewasa (arti fisik/tambah tua… :p)  harus bisa memposisikan diri sebagai seorang panutan. Panutan buat adik-adik dan anak-anak kita suatu saat nanti.
Disamping itu, semakin bertambahnya usia seseorang akan diikuti tambah besarnya tanggung jawab dan masalah/problema hidup. Tentu sumua ini harus diikuti dengan sikap yang dewasa dan cara fikir dewasa untuk menghadapinya. Tanpa itu, kita pasti akan stagnan dan sulit untuk maju!!! Go…go…go!!!
Pertanyaan kedua: Usia bertambah, kedewasaan bertambah. Bisa IYA bisa pula TIDAK.
IYA: Secara otomatis seseorang pasti akan berubah mengiringi pengalaman hidup. Semakin tua semakin banyak pengalamannya. Namun hal ini tidak berlaku untuk orang yang jarang berinteraksi dengan lingkungan/ hari2nya dihabiskan menetap di “GOA”. Hehehe…. Piiiiis. Akan terasa sulit kedewasaan akan berkembang.
TIDAK: Lihat aja para dewan terhormat kita di gedung MPR/DPR RI. Hahaha….. GusDur berkata: DPR kayak anak2 TK. Tuing….tuing…. no comment lah. Dan masih banyak contoh lainnya. (next)
Pertanyaan ketiga:
Ni ciri2 kekanak-kanakan, saya search di search engine “mbah google”. Diantaranya hasil kompilasinya adalah sebagai berikut (formal banget ya???):
1. Yang paling gampang dulu ya??  SUKA MARAH, ngambegan, SENSI, Sulit diajak bicara, ndak bisa ditegur dan sejenisnya.
2. PLIN PLAN, MUDAH BERUBAH PIKIRAN, tidak punya konsep masa depan, MUDAH TERPENGARUH dan spesies lainnya.
3. Tergesa-gesa, kurang tenang, Minder-an, membesar-besarkan masalah kecil dan sanak saudara lainnya.
4. Tidak bertanggung jawab terhadap tugasnya.
5. Hidup dalam dunia impiannya (nge-game lewat batas, termasuk ndak ya??),
6. Tak mau belajar dari kesalahan yang pernah ia perbuat.
7. Boleh ditambahkan.

SEkarang ini yang paling penting!!!!!
Ciri-ciri manusia dewasa:
-Top rank (Orang dewasa itu lebih mendahulukan ke-butuh-an dari pada ke-ingin-an.)
- bertindak dengan pikiran yang jauh ke depan (berpikiran panjang)
- tidak terburu-buru/ memiliki konsep yang matang
- tidak egois, mau menerima masukan/kritikan (tidak merasa benar sendiri)
- bertanggung jawab
- tidak `ngambek` bila ditegur
- bisa mengendalikan diri/emosi
- tanggap dengan keadaan sekitar (memiliki pengertian dan rasa empati)
- mengakui kesalahan dan meminta maaf #penting banget ni
- mau berubah setelah diluruskan
- DLL
Lawannya kekanak-kanakan lah. Hahahaha……………….. :p (ini termasuk dewasa ndak ya???)
Anda sudah dewasa kah??? Itu pilihan.
Untuk menjadi dewasa masing-masing individu punya caranya sendiri-sendiri. Karena andalah yang lebih mengenal siapa diri anda.
Semoga saya/penulis bisa tambah dewasa dalam segala hal. Amiiiiiiin. :)
THANKS.
Bersikap dewasalah!!!